NAMA : KURNIAWATI ANDIDI PERTIWI
KELAS : 3EA12
NPM : 14211048
BERPIKIR
DAN BERNALAR
I. Pendahuluan
Sekilas, jika kita menemukan istilah
berpikir dan bernalar, secara mentah kemungkinan kita akan menganggap bahwa
definisi dari keduanya adalah sama. Padahal jika kita telusur lebih jauh, kegiatan
berpikir dan bernalar adalah berbeda. Walau keduanya sama-sama kegiatan yang
menggunakan otak sebagai alat proses, namun menganggap dan memutuskan bahwa
kegiatan berpikir dan bernalar adalah sama, rasanya masih kurang tepat. Kurang
tepat seperti saat kita beranggapan bahwa kegiatan makan dan minum adalah sama.
Padahal belum bisa dikatakan sama karena masih terdapat perbedaan mendasar yang
bisa menjadi pembeda dari dua kegiatan yang memiliki hubungan erat satu sama
lain tersebut.
II. Berpikir dan Bernalar
Menurut Sudarminta, bernalar adalah
kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya
sudah diketahui. Bernalar dapat mengambil bentuk induktif, deduktif, dan
abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku
umum dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus. Penalaran deduktif meliputi
penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku
umum. Sedangkan penalaran abduktif (sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Charles
S. Pierce) merupakan suatu penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu
hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih
peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
Kegiatan bernalar merupakan aspek
yang penting dalam berpikir. Akan tetapi, dengan menyamakan antara kegiatan
berpikir dan bernalar, menurut Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep
berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa
kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti bernilai benar.
Walaupun penalarannya sudah sesuai dengan asas-asas logika, kesimpulan yang
ditarik bisa saja salah disebabkan adanya kesalahan pula dalam premis-premis
yang diambil sebagai dasar penarikan kesimpulan.
Dalam bernalar, belumlah ada istilah
benar dan salah, melainkan hanya betul atau keliru, sahih atau tidak sahih.
Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika atau hukum penalaran. Tetapi
jika kegiatan berpikir dimengerti secara luas dan menyeluruh, mulai dari
penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang
diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat saja kita bicara tentang benar-salah
dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam
kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar.
Kegiatan bernalar meliputi beberapa
tahapan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·
Mengerti: tahap ketika seseorang
memahami segala aspek dari objek yang diamati.
·
Memutuskan: menetapkan kesimpulan sementara
berdasarkan fakta-fakta yang ada (hipotesis nol).
·
Menyimpulkan: memberikan kesimpulan
yang pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada diuji
kembali kebenarannya.
III. Kesimpulan
Dari penjabaran yang sudah dipaparkan
di atas, maka dapat kita simpulkan, perbedaan berpikir dan bernalar adalah jika
berpikir merupakan proses menelaah sesuatu hal yang cakupannya luas, sedangkan
bernalar harus melalui beberapa tahapan.
Sumber:
(http://lianarahmadanii.blogspot.com/2014/03/perbedaan-berpikir-dan-bernalar.html?m=1